Gandeng Swasta Latih Instruktur TKI

JAKARTA (5/10/2011) — KEMENTERIAN Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) gandeng perusahaan swasta untuk melatih instruktur tenaga kerja di daerah. Beberapa perusahaan yang diajak kerjasama diantaranya Yamaha, Toyota, dan Krakatau Steel.

Kerjasama tersebut dilakukan melalui Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalatas) Kemenakertrans. “Kerjasama ini supaya pelatihan bagi instruktur itu sesuai kebutuhan pasar. Apa yang sedang ramai dibutuhkan pasar itu yang kami ajarkan,” kata PLT Direktur Instruktur dan Tenaga Pelatihan Ditjen Binalatas, Salsa Mulyata, di Jakarta, Rabu (5/10).

Sayangnya, hubungan kerjasama itu belum terjalin dengan baik. Salsa mengakui, masih ada hubungan kerjasama yang terjalin atas dasar kepercayaan saja. Di antara 33 provinsi se-Indonesia Aceh menjadi wilayah yang memiliki instruktur pelatih tenaga kerja terbanyak, yakni 511 orang. Sedangkan, Sulawesi Utara mengalami sebaliknya karena instruktur yang dimiliki hanya 14 orang.

Salsa menyatakan, tak tahu penyebab mengapa Sulawasi Utara mengalami hal tersebut. “Data yang ada memang seperti itu. Keterangan dari Pemda setempat menyatakan seperti itu,” tuturnya.

Sementara itu, khusus bidang kejuruan perikanan malah sama sekali tak memiliki instruktur padahal Indonesia negeri maritim besar. “Kalau (dalam data) tidak ada angka berapa instrukturnya ya memang tidak ada. Kadang para instruktur itu (saling) pinjam dari BLK di daerah lain,” ucap Salsa.

Diakuinya, mencari SDM untuk dididik menjadi instruktur TKI bidang perikanan memang sulit. “Makanya pada 2012 nanti akan dibbuat kajian kebutuhan instruktur di daerah,” ujar Salsa.

Masalah instruktur ini pun kerap terkendala soal pemberdayaannya. Sebab, ada saja instruktur yang selesai dilatih tapi tidak difungsikan dengan baik, yakni tak ditempatkan pada fungsinya.

Sedangkan bagi instruktur yang ingin cepat naik jabatan harus rajin mengumpulkan kredit poin. “Karena itu menjadi instruktur harus kreatif dan rajin,” katanya.

Sejauh ini pembiayaan pelatihan instruktur berasal dari dana internal Ditjen Binalatas Kemenakertrans yang bersumber dari APBN. Penyerapan dana Direktorat Jenderal itu baru Rp8 miliar dari dana yang tersedia sebanyak Rp30 miliar.