Australia Gencet Montara, Indonesia Senang

Jakarta (17/9/2011) — PEMERINTAH Negeri Kanguru Australia turut andil dalam upaya mendesak operator sumur minyak Montara, PTTEP, agar teken MoU. Nota Kesepahaman (MoU) tersebut mendorong PTTEP agar lebih bertanggung jawab menangani kebocoran minyak Montara yang mencemari lautIndonesia.

“Menteri Perhubungan mengapresiasi dukungan Australia mendorong
PTTEP segera tanda tangan MoU pertanggungjawaban atas kebocoran minyak Montara,” kata Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Bambang S Ervan dalam keterangan tertulis, Jumat (16/9) malam.

Demi membersihkan laut dari pencemaran sumur minyakMontara,Indonesiakerjasama dengan AMSA (Australian Maritime Safety Agency). Kedua pemerintah melakukan pembersihan permukaan laut di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kerjasama denganAustraliajuga dijalin pada sektor keamanan maritime. Bambang menyatakan, “Indonesiabekerjasama denganAustraliadalam berpatroli di Selat Malaka untuk menanggulangi perompakan kapal disana”.

Pendekatan keAustraliaterkait dengan pencalonan kembali RI sebagai Dewan IMO Kategori C. DukunganAustraliadiharap mengalir kepadaIndonesiasaat saat Sidang Majelis IMO pada November 2011 mendatang.

“Dari sisi perhubungan laut,Australiasetuju kedua negara saling mendukung dalam pencalonan kembali sebagai anggota Dewan IMO,” tutur Bambang. (Dinihari)

Menhub Suarakan Transportasi Hemat Energi

Jakarta (17/9/2011) — APEC  (Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik) menaruh perhatian besar terhadap system transportasi negara-negara anggotanya. Upaya mengurangi penggunaan energi dalam kegiatan ekonomi merambah hingga sektor transportasi perkotaan.

Sebagai bagian dari APEC, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menyuarakan bahasan seputar pengembangan transportasi hemat energi. Hal itu disampaikannya dalam pertemuan ke-7 menteri-menteri transportasi dan energi dari negara anggota APEC di San Francisco, AS,  13 – 14 September 2011.

“Perlu dilakukan upaya lebih lanjut demi menghapus subsidi bahan bakar minyak dan memperluas penggunaan kereta api, bus, dan jalan kaki,” kata Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/9) malam.

Selain itu disepakati pula pentingnya pengurangan penggunaan kendaran pribadi dan dialihkan ke transportasi umum. “Guna mengurangi penggunaan kendaraan perlu dikembangkan kawasan terpadu mencakup tempat tinggal, perkantoran, sekolah dan pusat perbelanjaan,” tuturnya.

Bambang juga menyatakan, APEC juga membahas langkah-langkah pemanfaatan energi alternative untuk transportasi. “Seperti biofuel, natural gas, nuklir dan listrik untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Serta perlu dipertahankan pula kepercayaan konsumen terhadap kendaraan listrik,” ujar dia.